Karyamakmur.co.id – Neraca perdagangan Indonesia dengan Malaysia pada kuartal I (periode Januari-Maret) 2015 mencatatkan angka surplus senilai 1,06 miliar ringgit Malaysia atau setara Rp3,8 triliun.
Angka itu bersumber dari Departemen Statistik Malaysia, demikian keterangan pers Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur yang diterima Antara, Jumat.
Indonesia meraih surplus dalam perdagangan dengan Malaysia tersebut didorong oleh surplus neraca perdagangan non migas senilai 1,63 miliar ringgit, sementara neraca perdagangan migas defisit senilai 575,51 juta ringgit.
Nilai perdagangan Indonesia-Malaysia pada Kwartal I 2015 tercatat 13,98 miliar ringgit, terdiri dari migas senilai 2,91 miliar ringgit dan non migas senilai 11,07 miliar ringgit.
Nilai perdagangan Alat alat teknik tersebut terdiri dari ekspor ke Malaysia senilai 7,52 miliar ringgit dan impor dari Malaysia senilai 6,46 miliar ringgit.
Indonesia adalah negara mitra dagang Malaysia ke 7 (share empat persen) setelah Tiongkok, Singapura, Jepang, AS, Thailand dan Korea Selatan.
Ekspor Indonesia pada kwartal I 2015 mengalami kenaikan sebesar 21.88 persen, disebabkan oleh menguatnya ekspor beberapa produk utama Indonesia baik migas maupun non migas dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Ekspor Indonesia senilai 7,52 miliar terdiri dari migas senilai 1,17 miliar ringgit atau naik 29,74 persen dan non migas senilai 6,35 miliar ringgit, naik 20,54 persen.
Indonesia adalah Negara sumber impor Malaysia ke 7 dengan pangsa pasar sebesar 4,64 persen setelah Tiongkok, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Thailand dan Taiwan.
Kinerja Ekspor
Sementara itu, kenaikan ekspor Indonesia disebabkan oleh membaiknya kinerja ekspor beberapa produk utama Indonesia ke Malaysia seperti batu bara (naik 38 persen), minyak kelapa (296 persen), minyak kelapa sawit (149 persen), tembaga refinery (712 persen).
Selain itu, meningkatnya ekspor beberapa produk lainnya yang sangat signifikan seperti produk garmen, timah dan bagian kendaraan bermotor.
Adapun 10 produk ekspor non migas utama Indonesia ke Malaysia adalah batubara (11,1 persen), minyak kelapa/babassu (9,27 persen), kelapa sawit (6,4 persen), tembaga refinery (4,35 persen), fatty acid (3,18 persen), minyak tanaman/binatang (2,5 persen), kertas (1,99 persen), suku cadang motor (1,9 persen), rokok (1,49 persen) dan kawat tembaga (1,38 persen).
Sedangkan impor Indonesia dari Malaysia pada periode tersebut turun, 21,38 persen, dari 8,22 miliar ringgit pada tahun 2014 menjadi 6,46 miliar ringgit pada tahun 2015.
Sepuluh produk impor utama Indonesia dari Malaysia adalah migas dan bahan baku dan penolong yaitu mesin, polymer ethyil, polymer propylene, electronic integrated circuits, mesin pemroses data otomatis, pupuk kimia atau mineral, acyclivc hydrocarbon, malt extract, monitor dan acyclic alcohols.
Indonesia adalah Negara tujuan ekspor ke 10 bagi Malaysia setelah Singapura, Jepang, China, AS, Thailand, Hong Kong, India, Korea Selatan dan Australia.